Our Story

Ceremony

Just Married

PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA

by - Februari 26, 2020

#weddingeofab

PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA




Setiap daerah pasti mempunyai proses adat tersendiri di dalam melangsungkan sebuah pernikahan. Adat istiadat yang membedakan sebuat proses pernikahan. Disini akan memahas entang prosesi adat pernikahan daerah Jawa Timur, mari kita simak...


1. Prosesi pasang tarub, bleketepe, dan tuwuhan

Sebelum memulai acara pernikahan dan  segala prosesi adat orang Jawa  maka harus melewati upacara adat yang pertama kali yang harus dilewati yaitu prosesi pasang tarub, bleketepe, dan tuwuhuan.
Dalam setiap prosesi pernikahan adat jawa ini tentu saja sangat penuh makna.yang pertama yaitu  Tarub yang dipasang di pagar atau pintu masuk memiliki arti sebagai atap sementara atau peneduh rumah. Pemasangan Tarub ini dibarengi dengan pemasang  Bleketepe  berupa anyamna daun kelapa tua mempelai wanita ini sebagai penanda rumah sedang melakukan acara pernikahan.

Lalu selanjutnya Tuwuhan dipasang di kiri dan kanan gerbang biasanya isinya adalah tumbuh-tumbuhan. Salah satu yang wajib ada adalah pisang raja, kelapa muda, batang padi, dan janur. Pemasangan bleketepe, tarub, dan tuwuhan ini berisi harapan  calon pengantin memperoleh keturuan yang sehat, berbudi baik, berkecukupan dan selalu bahagia.

2. Kembar mayang

Selanjutnya ada kembar mayang yang pada dasarnya dibentuk dari rangkaian akar, batang, daun, bunga, dan buah ini dipercayai dapat memberikan sebuah kebijaksanaan dan motivasi bagi kedua pengantin untuk menjalani kehidupan barunya dalam berumah tangga. Biasanya, daun-daun beraneka ragam akan ditekuk ke sebuah batang pisang sehingga menyerupai bentuk gunung, keris, cambuk, payung, belalang, dan burung.

3. Prosesi Siraman

Pada hakikatnya proses siraman berarti mandi dengan air yang dimaknai sebagai penyucian diri atau membersihkan diri sebelum upacara sakral. Pada ritual ini, akan ada tujuh orang yang menyiramkan air ke sang pengantin. Orang-orang ini diwajibkan sudah menikah hal ini bertujuan meminta berkah dan doa pada pernikahan. Ritual siraman ini akan dilakukan oleh kedua orang tua dilanjutkan dengan kerabat dekat seperti kakek-nenek, pakde-bude, dan orang yang dituakan.  

4. Prosesi Dodol Dawet

Setelah prosesi acara siraman kemudian, kedua orang tua menyelenggarakan acara menjual dawet sebagai hidangan kepada para tamu undangan yang telah hadir menyaksikan prosesi yang telah berjalan. Ibu dari calon pengantin akan berjualan sambil dipayungi sang suami. penjualan dawet ini tidak dibayar dengan uang, melainkan dengan kreweng atau pecahan tembikar dari tanah liat sebagai tanda bahwa pokok kehidupan berasal dari bumi. Prosesi Adat Dodol dawet  ini mempunyai arti kebulatan kehendak orang tua untuk menjodohkan atau melepaskan anaknya dan untuk memberikan contoh kepada anak-anaknya di kemudian hari bahwa mereka harus saling bergotong royong dalam membina rumah tangga.

5. Prosesi Midodareni

Prosesi ritual midodareni adalah acara pranikah adat Jawa . Prosesi ini dilakukan oleh calon mempelai wanita. Midodareni dilangsungkan pada malam hari, ia diharuskan berdiam diri di dalam kamar sejak pukul 18.00-24.00 biasanya sang mempelai dirias dengan riasan sederhana. Pada malam midodareni, calon mempelai perempuan hanya diperbolehkan berada di dalam kamar pengantin dan yang bisa melihatnya hanya saudara serta tamu perempuan saja. Bahkan, calon mempelai laki-laki dilarang melihat calon istrinya di malam tersebut.



https://www.instagram.com/weddingeofab/?hl=id


6. Prosesi Srah-srahan Malam Midodareni

Prosesi srah-srahan dilaksanakan pada malam midodareni atau beberapa saat menjelang ijab qobul, lalu untuk calon pengantin pria akan membawa srah-srahan ke rumah calon pengantin wanita. Srah-srahan ini biasanya berisi perhiasan, pakaian, alat mandi, alat sholat, make up, dan berbagai makanan tradisional. Biasanya di dalam srah-srahan ini juga ada setanda pisang raja yang memiliki arti berkah dan rasa syukur.


7.  Prosesi Balang gantal

Prosesi balang gantal biasanya dilakukan setelah melakukan prosesi ijab kobul. Gantal dibuat dengan daun sirih yang diisi dengan bunga pisang, kapur sirih, gambir dan tembakau hitam. Gantal atau sirih yang diikat oleh benang putih akan saling dilempar oleh kedua pasangan. Pengantin pria melemparkan gantal ke dada pengantin wanita sebagai tanda bahwa ia telah mengambil hati sang kekasih, dan pengantin wanita akan menujukan gantal ke lutut sang pria sebagai tanda bakti kepada suami.Ritial ini melambangkan kedua mempelai saling melempar kasih sayang.

8.  Prosesi Ngidak Tagan / Nincak Endog. 

Prosesi Ngindak Tagan/ Nincak Endhong dalam bahasa Indonesia mempunyai arti injak telur. Ritual menginjak sebutir telur ayam mentah oleh mempelai pria dilaksanakan sebagai harapan bahwa ia akan mendapatkan keturunan karena keduanya telah bersatu. Kemudian, sang istri akan membasuh kaki suaminya sebagai tanda kasih sayangnya.Selain itu ini juga dilambangkan sebagai kesetiaan istri kepada suaminya.
https://www.instagram.com/weddingeofab/?hl=id

9. Prosesi Siduran.

Pada Prosesi Siduran yaitu berupa kain sindur akan dibentakan kepada pengantin oleh ibu dan bersama-sama dituntun sang ayah berjalan menuju pekaminan. Kain sindur berwarna merah dan putih diharapkan akan memberikan keberanian bagi kedua pengantin agar menjalani pernikahan mereka dengan semangat dan penuh gairah. Hal ini adalah pengharapan agar pengantin baru ini siap menghadapi segala kesukaran dalam hidup.


10. Prosesi Bobot timbang.

Setelah kedua pengantin duduk di kursi pelaminan, akan dilangsungkan ritual menimbang anak sendiri dan anak menantu oleh ayah pengantin wanita dengan cara memangku kedua mempelai. Kemudian, ibu pengantin akan naik ke atas panggung untuk menanyakan kepada sang ayah, siapa yang lebih berat di antara mereka. Kemudian, ayah akan menjawabnya jika keduanya sama beratnya. Dengan percakapan ini, diharapkan bahwa kedua anak mengetahui bahwa tidak ada perbedaan kasih sayang bagi mereka. 

11. Prosesi Kancar Kucur.

Selanjutnya setela prosesi bobot timbangan adalah prosesi kancar kuncur ritual ini dilakukan oleh pengantin pria yang mengucurkan uang logam beserta kebutuhan pokok seperti beras dan biji-bijian kepada sang istri sebagai simbol bahwa Ia akan bertanggung jawab dalam memberikan nafkah kepada keluarga.

12. Dulangan atau suap-suapan


Selanjutnya prosesi ritual dulangan atau suap-suaan yang di artikan ritual saling menyuapi, dilakukan sebanyak tiga kali sebagai simbol bahwa kedua pasangan akan selalu menolong satu sama lain, diharapkan selalu rukun dan pengertian, dan juga saling memadu kasih hingga tua.

13. Prosesi Sungkeman


Seluruh prosesi upacara dalam adat Jawa akan diakhiri dengan acara sungkeman, yaitu berlutut di depan kedua orang tua masing-masing mempelai sebagai bukti penghormatan karena telah membesarkan mereka hingga akhirnya dapat menjalani kehidupan baru bersama pasangan.


You May Also Like

0 komentar